Jonah4:11. And should not I spare Nineveh, that great city? &c.] See ( Jonah 1:2) ( 3:3) ; what is such a gourd or plant to that? wherein are more than sixscore thousand persons; or twelve myriads; that is, twelve times ten thousand, or a hundred and twenty thousand; meaning not all the inhabitants of Nineveh; for then it would not have appeared to be so great a city; but infants only, as DibataPerkeleng Dingen Perkuah (Yunus 4:1-11) KOTBAH MINGGU. TANGGAL 25 FEBUARI 2018. GEREJA GBKP. Invocatio : La ia nggit patuh, ilupakenna kerina perbahanenNdu, ilupakenna tanda-tanda kuasa si nggo icidahkenNdu, ibas kiniganjangen ukurna, ipilihna sekalak pemimpin lako maba ia mulih ku bas perbudaken i Mesir. Tapi Kam kap Dibata si ngalemi 14,8,11,15,18,22,25-Alkylsulfanyl phthalocyanines: effect of macrocycle distortion on spectroscopic and packing properties† Yunus Zorlu , a Ufuk Kumru , a Ümit İşci , a Burcin Divrik , b Erwann Jeanneau , c Florian Albrieux , d Yavuz Dede , b Vefa Ahsen a and Fabienne Dumoulin * a Moneylaundering is considered as a transnational organized crime. The logic of elimination money laundering is to omit the criminal's motivation to enjoy their proceed of crime. The efforts to eliminate money laundering is much related to the issues of national jurisdiction. Thus, it requires international cooperation among countries, where international law is needed. Eventhough there is JUNE1 • ASSOCIATED PRESS. Comes off bench in season finale Musah played the final 15 minutes or so of last weekend's 2-0 victory against Celta Vigo. Impact Musah made 29 appearances (13 starts Jonahor Jonas, son of Amittai, is a prophet in the Hebrew Bible and the Quran, from Gath-hepher of the northern kingdom of Israel in about the 8th century BCE.Jonah is the central figure of the Book of Jonah, which details his reluctance in delivering God's judgement on the city of Nineveh, and then his subsequent, albeit begrudged, return to the divine mission after he is swallowed by a 5Batagor Enak di Bandung yang Sudah Teruji Enaknya Puluhan Tahun. Batagor enak di Bandung bisa dinikmati di 5 tempat ini. Tiap tempat memiliki racikan khas, mulai dari adonan bakso, tahu, dan sambal kacangnya. Batagor adalah jajanan khas Sunda yang cocok untuk mengganjal perut di sore hari. VGZ9rT. 1 E aconteceu que, estando ele a orar num certo lugar, quando acabou, lhe disse um dos seus discípulos Senhor, ensina-nos a orar, como também João ensinou aos seus E ele lhes disse Quando orardes, dizei Pai nosso, que estás nos céus, santificado seja o teu nome; venha o teu reino; seja feita a tua vontade, assim na terra, como no Dá-nos cada dia o nosso pão cotidiano;4 E perdoa-nos os nossos pecados, pois também nós perdoamos a qualquer que nos deve, e não nos conduzas à tentação, mas livra-nos do mal. Asali, Marah Yunus 4 1.Mengapa Yunus menjadi marah?a. Karena ia ingin Niniwe dihancurkan Yunus 4 2.Dalam pandangan Yunus, orang-orang Niniwe bukan hanya sekedar merupakan orang non Israel, tetapi mereka juga merupakan musuh orang Israel dan mereka adalah orang-orang yang jahat. Karena itu Yunus ingin mereka 4 5 seharusnya diterjemahkan ke dalam bentuk Past Perfect, karena ay 5 terjadi sebelum ay 1-4. Jadi, setelah Yunus memberitakan Firman Tuhan kepada orang-orang Niniwe, ia lalu pergi ke luar kota untuk untuk memperhatikan kehancuran Niniwe. Tetapi harapannya tidak terkabul, karena orang-orang Niniwe ternyata bertobat, sehingga mereka diampuni oleh Allah. Ini menjadikan Yunus dalam hidup saudara ada orang yang begitu saudara benci, sehingga saudara menghendaki agar Allah membinasakan / tidak mengampuni dia? Kalau ya, ingatlah bahwa saudara sendiri adalah orang yang penuh dengan dosa, dan sebetulnya sama tidak layaknya dengan dia untuk mendapat pengampunan Allah. Juga ingatlah bahwa Yesus menghendaki kita mengasihi sesama manusia seperti diri kita sendiri Matius 2239, dan Ia menghendaki kita mengampuni orang yang bersalah kepada kita Mat 1821-35.b. Karena nubuatnya dalam 34 tidak menghancurkan reputasinya sebagai seorang nabi bandingkan dengan Ul 1822. Bagi Yunus reputasinya lebih penting daripada nasib orang saudara juga seperti Yunus? Apakah reputasi / gengsi saudara lebih penting dari pada nasib kekal dari orang lain?Yunus marah melihat orang Niniwe diampuni, padahal ia sendiri baru saja diampuni Tuhan Yun 2. Bandingkan dengan Mat 1821-35 & Lukas 15 tentang orang yang saudara benci! Kalau orang itu bertobat dan lalu diampuni oleh Tuhan, bagaimana reaksi saudara? Bersukacita / bersyukur kepada Tuhan? Atau marah / jengkel seperti Yunus?2. Membenarkan diri sendiri dan menyalahkan Allah ay 2.Ini seperti Adam dalam Kej 312 - perempuan yang Kautempatkan’. Apakah saudara sering membenarkan diri sendiri dan menyalahkan Allah? Kalau saudara tidak melayani Tuhan, mungkin saudara berkata bahwa saudara tidak melayani karena Tuhan tidak memberi karunia kepada saudara bdk. Mat 2524-25. Kalau saudara tidak pemberi persembahan, itu karena Tuhan tidak memberi uang yang cukup kepada saudara. Kalau saudara tidak ke gereja, itu karena Tuhan tidak memberi saudara mobil seperti ini tidak akan menyebabkan saudara dibenarkan! Apapun yang terjadi, tidak mungkin saudara yang benar dan Allah yang salah!3. Minta mati sampai 2 x Yunus 4 3,8.a. Dalam ay 3, ia minta seperti Elia 1Raja-raja 194, tetapi alasannya lain. Elia minta mati, karena merasa pelayanannya gagal tidak ada yang bertobat. Yunus sebaliknya! Ia minta mati justru karena pelayanannya berhasil Niniwe bertobat dan diampuni oleh Tuhan!b. Dalam Yunus 4 8, ia menderita kepanasan, karena itu ia ingin penderitaannya itu ia tidak bisa melihat Tuhan yang mengatur semua itu, dan karena itu ia ingin saudara ingin mati pada waktu saudara mengalami hal-hal yang tidak enak / penderitaan yang berat? Pada saat seperti itu, ingatlah bahwa asal saudara adalah seorang anak Allah, Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi saudara Ro 828.4. Tidak perduli dengan teguran pada ay 4 tidak dijawab oleh pada Yunus 4 9 dijawab dengan kurang ajar!Pada saat kita marah, frustasi dsb, kita bisa begitu buta, sehingga melawan Tuhan. Kita harus hati-hati terhadap hal seperti Sikap Allah terhadap Allah tidak memberi kematian sekalipun Yunus memintanya. Allah menyensor doa kita! Kalau doa itu tidak baik, Allah tidak akan memberikannya! Allah mem-by-pass permintaan Yunus itu dan Allah membahas persoalannya. Yunus 4 4 layakkah engkau marah?’.Ini menunjukkan kasih Allah kepada persoalan Yunus ini kita dapat melihat dengan jelas bahwa Allah tidak mengabulkan doa Yunus, karena Allah mencintai Yunus. Tetapi tidak selalu kita bisa melihat seperti itu. Khususnya kalau kita berdoa untuk sesuatu yang sangat kita harapkan, dan kita menganggap sesuatu itu sebagai sesuatu yang baik bagi kita, tetapi ternyata Allah tidak mengabulkan doa kita. Tetapi sebetulnya dalam keadaan apapun kita harus percaya, bahwa kalau Allah menyensor doa kita, Ia melakukan itu karena Ia mengasihi kita! Percayalah bahwa Ia lebih bijaksana dari saudara, dan Ia lebih tahu apa yang baik bagi saudara!2. Menegur Yunus, tetapi tidak dengan keras, sekalipun Yunus marah kepada Allah ay 4.Ini lagi-lagi menunjukkan kasih, kesabaran, bahkan juga hikmat Allah! Ia tidak menangani orang yang frustasi dengan cara yang saat saudara sedang frustrasi apalagi kalau itu disebabkan saudara jatuh ke dalam dosa, atau doa saudara tidak dikabulkan oleh Tuhan, saudara mungkin beranggapan bahwa Allah tidak peduli kepada saudara, atau bahkan Allah benci kepada saudara. Tetapi dari cerita Yunus ini, saudara boleh yakin bahwa dalam keadaan frustrasi itupun, Allah tetap mengasihi saudara, dan Ia selalu menangani saudara dengan cara yang terbaik dan penuh kasih! Bdk. Maz 103 Memperhatikan Yunus dan berbicara kepada Yunus sekalipun Yunus tidak berbicara kepada Allah ay 8-9.Dalam Yunus 4 8, Yunus tidak berbicara kepada Allah, tetapi sekedar bersungut-sungut. Tetapi dalam ay 9 Allah tetap mau berbicara kepada ini lagi-lagi menunjukkan bahwa Allah tetap mengasihi Yunus!PenerapanDalam penderitaan, segala keluhan yang tidak kita tujukan kepada Tuhan sekalipun, tetap didengar dan diperhatikan oleh Tuhan. Dan sekalipun dalam keputusasaan, kita lalu tidak mempedulikan Tuhan, Tuhan tetap mempedulikan dan mengasihi kita!4. Allah tidak meninggalkan Yunus sekalipun mungkin dari sudut pandang Yunus, Allah telah meninggalkan 4 4 Allah bertanya dan Yunus tidak 6-8 kelihatannya Allah meninggalkan Yunus karena Allah tidak berbicara kepadanya. Tetapi sebetulnya Allah tidak meninggalkan Yunus. Allah bekerja bagi Yunus. Dalam ay 6-8, ada 3 x kata-kata atas penentuan Tuhan’ yang menunjukkan hal itu!PenerapanSekalipun saudara merasa Allah meninggalkan saudara dan sekalipun ada banyak hal yang terjadi di sekitar saudara yang seakan-akan menunjukkan bahwa Allah tidak perduli kepada saudara, percayalah bahwa Allah tidak meninggalkan saudara! Ibrani 135 Yohanes 1416.5. Allah mendidik Melalui apa yang terjadi di sekitar Yunus Yunus 4 6-8 tanaman, ulat, angin.b. Melalui Firman Tuhan Yunus 4 9-11.Ini argumentasi Allah untuk menunjukkan kesalahan YunusYunus tidak menanam pohon itu, tapi toh ia sayang kalau pohon itu mati. Apalagi kalau Yunus yang menanam dan memelihara pohon tidak sepenting yang menciptakan orang-orang Niniwe dan memelihara mereka. Bagaimana mungkin Tuhan tidak mengasihi mereka?Tuhan juga mendidik kita juga melalui 2 hal di atas inia. Melalui hal-hal yang terjadi di sekitar Adanya orang yang mati bisa mengajar pada kita bahwa setiap saat kitapun bisa mati. Adanya orang yang bermoral bejad, bisa mengajar kita untuk lebih berhati-hati dalam mendidik anak-anak kita. Adanya orang yang menjengkelkan kita, mungkin mengajar kita untuk menjadi lebih sabar. Adanya kegagalan-kegagalan dalam usaha kita mungkin mengajar kita untuk menyadari kelemahan kita supaya kita lebih bersandar kepada Allahb. Melalui Firman itu belajarlah Firman Tuhan dengan rajin! Saudara bisa belajar Firman Tuhan dalam Kebaktian maupun Pemahaman Alkitab, juga dengan membaca buku-buku rohani, atau langsung membaca Kitab Suci setiap kali saudara mendengar Firman Tuhan, ingatlah bahwa Allah bertujuan memberikan FirmanNya kepada saudara untuk mengajar / mendidik saudara. Jadi, jangan mendengar / belajar Firman Tuhan hanya untuk memuaskan rasa ingin tahu atau intelek bandingkanlah Firman Tuhan dengan kehidupan saudara, dan laksanakanlah Firman Tuhan itu!III. Reaksi / sikap ditunjukkan apa / bagaimana reaksi dari Yunus! Cerita ini dibiarkan open-ended’! Ini seperti Luk 15 yang juga tidak menceritakan reaksi anak sulung terhadap kata-kata ayahnya! Tujuannya supaya kita berhadapan dengan kata-kata Tuhan itu, seakan-akan kita adalah Yunus mengasihi orang berdosa; pantaskah kita jengkel kalau ada orang berdosa yang bertobat dan diampuni? Maukah kita mempunyai sikap yang sama dengan sikap Allah terhadap orang berdosa? Kalau ya, maka kita harusmemberitakan Injil, juga kepada orang yang bagi keselamatan mereka ke gereja untuk mendengar Injil / Firman Tuhan, dsbMaukah saudara melakukan hal-hal ini?YUNUS 41-11 SIKAP ALLAH DAN SIKAP YUNUSCatatan Pdt. Budi Asali, meraih gelar Master of Divinity dari Reformed Theological Seminary RTS, Jackson, Mississippi, United States of America-AMIN- Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia. Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya ”Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. Jadi sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup.” Tetapi firman TUHAN ”Layakkah engkau marah?” Yunus telah keluar meninggalkan kota itu dan tinggal di sebelah timurnya. Ia mendirikan di situ sebuah pondok dan ia duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu. Lalu atas penentuan TUHAN Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak melampaui kepala Yunus untuk menaunginya, agar ia terhibur dari pada kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu. Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu. Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus, lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati, katanya ”Lebih baiklah aku mati dari pada hidup.” Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus ”Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?” Jawabnya ”Selayaknyalah aku marah sampai mati.” Lalu Allah berfirman ”Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikit pun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula. Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?” Tema Teks Yunus 41-11 Didikan Tuhan terhadap Yunus Tema Khotbah Langkah Tuhan dalam Mendidik Umat-Nya Pendengar Jemaat Umum Tujuan Umum Agar jemaat dapat memahami belas kasih Tuhan kepada manusia dan menjadi saluran kasih Tuhan bagi orang lain. Sdr, ketidak-selarasan antara pengatahuan yang dimiliki seseorang dengan kehidupannya, selalu menimbulkan permasalahan, terlebih lagi kalau ketidak selarasan itu terjadi antara pengetahuan akan Tuhan pada diri seseorang dengan kehidupan nyatanya, hal itu akan menimbulkan masalah besar, dan tentunya yang pertama kali merasakan masalah itu adalah dirinya sendiri. Hal seperti inilah yang terjadi pada diri Yunus. Pasal 4 ini bercerita tentang situasi Yunus setelah Niniwe bertobat oleh khotbah Yunus. ternyata Yunus sangat tidak senang melihat Pertobatan Niniwe dan belas kasihan Tuhan kepada Niniwe. Dan perasaan yang dialami Yunus ini adalah perasaan yang sangat buruk, sdr. Untuk itu Tuhan mencatat perasaan tersebut dalam Alkitab dengan satu kata “kejahatan besar” yang dalam bahasa Indonesia di Alkitab LAI kita diterjemahkan “marah.” Sdr, lebel“jahat” untuk pertama kali tercetus dalam kitab Yunus adalah ditujukan kepada kota Niniwe dalam pasal 1, dan dalam pasal 38,10a, dan 10b kata jahat juga ditujukan kepada Niniwe. Tapi sekarang lebel yang sama ini dikenakan kepada Yunus sang Nabi yang “membuat” Niniwe bertobat.“” karena Yunus hanya perantara/alat yang dipakai Tuhan ARTINYA bukan cuma Niniwe yang diliputi ancaman kejahatan dalam hatinya, tapi Yunus pun mengalami hal yang sama. IRONISNYA adalah bahwa justru pada saat Niniwe sudah berbalik dari kejahatan-nya, kejahatan itu menguasai Yunus. Yunus sangat yakin bahwa kejahatan Niniwe akan membuat Tuhan benar-benar menjatuhkan malapetaka atasnya. Namun kenyataannya sekarang batas waktu yang ditentukan Tuhan sudah habis, Niniwe bertobat dan Tuhan tidak jadi menjatuhkan hukuman-Nya. Yunus menjadi marah. Hal itu memimpin dia kepada akhir yang buruk yaitu ia gagal memahami belas kasihan Tuhan yang sudah diberikan kepadanya dalam pengalamannya sendiri ketika diselamatkan Tuhan DARI BADAI DAN IKAN BESAR. Hati Yunus tidak selaras dengan hati Tuhan. Apa yang menyebabkan hati Tuhan pedih, itu yang membuat hati Yunus senang. Yunus benci dengan apa yang Tuhan telah lakukan dan itu membuatnya marah. Dalam kemarahannya ia berdoa YA TUHAN, bukankah telah kukatakan itu ketika kau masih di negeriku? Itulah sebabnya , maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Tuhan yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menysal karena malapetaka yang hendak didatangkanNya Nampak jelas dari kalimat-kalimat tersebut bahwa ia tidak menyesali tindakan pelarian diri-nya di pasal 1. Hajaran Tuhan dengan badai besar dan ikan besar yang menelannya tidak membuatnya paham akan sifat Tuhan walaupun dari mulut-nya sendiri keluar pernyataan tentang sifat-sifat Tuhan secara tepat. Pelajaran yang Tuhan berikan lewat pengalaman bersama orang-orang dikafir di kapal dulu, juga tidak membuatnya sadar, padahal orang-orang yang ia sebut kafir itu lebih punya perasaan, mereka, sebelum melempar Yunus ke dalam laut, telah berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkannya, karena menghargai nyawa Yunus, Akan tetapi YUNUS Tidak menghargai nyawa orang-orang yang tidak kenal Tuhan. Alasan mengapa hal seperti tersebut bisa terjadi adalah karena Yunus adalah nabi yang tahu banyak, bahkan hafal isi kitab suci, tapi pengetahuan itu sama sekali tidak hidup dalam dirinya. Doa Yunus dalam perut ikan membuktikan betapa hebatnya pengatahuan Yunus akan kitab suci, doanya merupakan kutipan dari Mazmur-mazmur, diantaranya adalah Mzm 186; 1201; 8613; 886, dan Mazmur-mazmur lain. Jelas sekali bahwa Yunus sangat akrab dengan literatur pujian dari Mazmur. Dengan modal pengetahuan kitab suci juga Yunus menyatakan karakter Tuhan dalam 42 ini pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih setia AKAN TETAPI pengenalan Yunus hanya sebatas kognitif-nya. DAN ITU MENIMBULKAN KONFLIK DI DALAM DIRI YUNUS SENDIRI. Tidak heran jika kita mendapati bahwa ada antitethic parelelism PERTENTANGAN di dalam isi doa Yunus dalam 42-3 dengan 21-9. Yunus yang memuji kemurahan Tuhan di pasal 2, kini berbalik dan menyesal akan hal itu di pasal keempat. Kemarahan Yunus kepada Tuhan makin jelas terungkap di ayat tiga dengan meminta Tuhan untuk mengambil nyawa-nya dan mengatakan bahwa kematian-nya lebih baik daripada hidup-nya. Kalimat ini menunjukkan betapa dalam-nya ketidak-puasan Yunus terhadap kebaikan Tuhan, yang telah ia alami sendiri secara dramatis ketika ia diselamatkan dari dalam laut. Nampaknya kemurahan Tuhan kepada Niniwe dianggap sebagai ketidak-adilan Tuhan oleh Yunus. YUNUS BAHKAN MENANTANG TUHAN UNTUK MENCABUT NYAWANYA. APLIKASI Sdr, lamanya perjalanan hidup kita bersama Tuhan, banyaknya pengalaman belas kasihan dari Tuhan atas hidup kita, dan banyaknya pengetahuan kita akan Tuhan ternyata tidak menjamin hidup kita diperkenan oleh Tuhan. Sekian lama Yunus menjadi nabi Tuhan, dan sekian banyak pertolongan Tuhan yang dialaminya, tidak membuat dirinya diperkenan Tuhan. Hatinya dan kelakuannya tidak mau sejalan dengan hati Tuhan sekalipun pengetahuannya tentang Tuhan begitu jelas, sistematis, dan berlimpah. Dan itu membuat Yunus berada pada posisi melawan Tuhan. Sdr, ketika kehidupan nyata kita tidak selaras dengan pengetahuan kita akan Tuhan, maka kita pun sedang berada pada posisi melawan Tuhan. Orang yang mengenal Tuhan, yang seharusnya menjadi sekutu Tuhan, tapi berdiri sebagai lawan Tuhan/musuh bagi Tuhan! Dalam posisi seperti ini sebenarnya Tuhan layak langsung menghajar kita, Tapi kenyataannya Tuhan tidak selalu langsung menghajar kita ketika kita menentang Dia, Tuhan begitu sabar menuntun kita pada pengertian, begitu sabar mengajar kita, membujuk kita, hanya kitanya saja yang masih terus keras kepala. Mirip seperti Yunus, mari lihat tindakan Tuhan selanjutnya sebagai jawaban atas doa Yunus tersebut, di ayat empat Tuhan malah balik bertanya dengan satu pertanyaan retoris. Tuhan sama sekali tidak menghiraukan permintaan Yunus untuk kematian-nya. Sebaliknya Tuhan mendidik Yunus dengan menguji kebenaran tuduhan Yunus pada Tuhan. Tuhan bertanya “Apakah baik bagi-mu untuk marah” – Sewaktu Yunus protes dengan tindakan Tuhan, artinya keputusan Tuhan dianggap tidak baik oleh Yunus dan sekarang Tuhan justru berbalik bertanya “Jadi, apakah baik jika engkau marah” pertanyaan ini sudah seharusnya membawa Yunus kepada pengertian bahwa kemarahan-nya tersebut merupakan sesuatu yang jahat secara moral. Jawaban Tuhan terhadap Yunus ini kembali membuktikan karakter Tuhan yang murah hati, berbelas kasih, dan panjang sabar. Jawaban Tuhan begitu baik dan sabar, yang diberikan untuk membawa Yunus yang keras kepala kepada pengoreksian diri yang benar. 2. Rupanya tegoran yang merupakan didikan Tuhan yang pertama untuk menyadarkan Yunus setelah pertobatan Niniwe ini tidak juga membuat Yunus sadar. Yunus masih terus marah dan ini digambarkan dengan tindakan mengambek’ nya Yunus membangun dengan tangannya sendiri sebuah pondok / tempat berteduh sementara, terbuat dari dahan-dahan yang dianyam seperti pondok-pondok, dan ditutupi oleh daun yang segar. Namun Ketika Yunus terus menerus mengeluh, tampaknya daun-daun pondok yang dibuatnya sudah layu. Tuhan tahu tanaman hidup merupakan pelindung sinar matahari yang lebih baik daripada pondok buatan tangan Yunus. Karena itu, di dalam belas kasihan dan didikan-Nya, Tuhan menyediakan Yunus sebuah tanaman untuk mengurangi rasa tidak senang-nya. Ini adalah langkah lain dari Tuhan untuk mendidik Yunus agar mengerti/bukan sekedar tahu – sifat Tuhan. Yunus sangat senang, Namun sayangnya Yunus gagal menangkap bahwa anugerah kemurahan tanaman itu adalah dari Tuhan untuk siapa saja yang Tuhan mau. Pemberian itu baik bagi Yunus sejauh tidak diberikan pada Niniwe. 3. Didikan Tuhan berlanjut dengan mengirimkan seekor ulat yang memakan tanaman itu di keesokan harinya sebelum matahari terbit, dan ketika matahari terbit, sebelum tindakan pengrusakan tanaman itu selesai benar, Tuhan sudah mendatangkan angin timur yang amat panas. Sengatan matahari membuat Yunus lemah tubuhnya dan kehilangan tanaman pelindungnya menggusarkan hati-nya. Pengajaran Tuhan kali ini pun masih tidak dimengerti oleh Yunus sehingga sukacitanya ditelan oleh kegusaran. Akibatnya Yunus kembali mengungkapkan keinginannya untuk mati . Kali ini perhatian Yunus sudah terikat kepada diri-nya sendiri. Kehilangan tanaman yang menolongnya untuk mempertahankan hidup membuat Yunus putus asa. Nampaknya tidak wajar, tapi ini adalah hasil dari sakit rohani yang dalam. Tuhan ingin menyelamatkan Yunus dari sakit rohani ini. Sebagai jawaban atas reaksi Yunus, kembali Tuhan bertanya kepada Yunus “layakkah engkau marah kerena pohon jarak itu?”. Namun kali ini pertanyaan retoris yang seharusnya dijawab dengan tidak’ ini mendapat jawaban yang tidak biasa dari Yunus, yaitu baik bagi-ku marah sampai mati.’ Yunus bersikeras membenarkan kemarahan-nya. Tanaman itu begitu penting bagi-nya dan Tuhan menghancurkannya. Sekali lagi kita melihat Yunus tidak menghargai nyawa dalam hal ini adalah nyawanya sendiri Yunus putus asa, kemarahan atau kejahatan itu begitu melingkupi hatinya sehingga Yunus tidak mau hidup di bawah pengaturan anugerah Tuhan, Namun ia juga tidak siap untuk hidup tanpa anugerah Tuhan nyatanya ia masih butuh pohon yang dari Tuhan itu. Pada akhirnya, karena dikuasai kemarahan daripada harus hidup bersama dengan Tuhan yang berbelas kasih, Yunus memilih untuk memisahkan diri, yaitu dengan kematian. Ayat 10 – 11 Namun puji Tuhan, Tuhan yang murah hati, berbelas kasih, dan panjang sabar tidak membiarkan Yunus begitu saja di dalam keputus-asaan-nya. Sekali lagi Tuhan dengan penuh kasih mendidik Yunus, Tuhan mengkontraskan sikap Yunus terhadap tanaman dengan sikap Tuhan terhadap Niniwe. Sementara Yunus mengeraskan hati-nya terhadap penduduk Niniwe, Yunus sebaliknya menaruh belas kasihan terhadap tanaman yang tidak pernah ada campur tangan dan jerih lelah Yunus di dalam-nya dan yang hidup cuma selama satu hari. Walaupun begitu, tentu Tuhan sebenarnya tahu bahwa Yunus tidak sungguh-sungguh berbelas kasih terhdap tanaman itu. Yunus hanya kehilangan kenyamanan-nya, sama seperti dia tidak sungguh-sungguh menderita karena Niniwe melainkan karena kesombongan teologi-nya. Jadi kalimat ini sebenarnya lebih merupakan ironi. Dengan membandingkan tanaman dengan Niniwe, Tuhan ingin menunjukkan kepada Yunus betapa, dalam pandangan Tuhan, Niniwe jauh lebih berharga daripada sekedar tanaman itu. Hal ini didukung dengan penyebutan jumlah penduduk yang orang, suatu jumlah yang sangat besar pada masa itu. Dengan apa yang dialami oleh Yunus yaitu penyelamatan Tuhan kepada-nya dari dalam perut ikan besar, seharusnya Yunus sadar bahwa satu nyawa begitu berharga di mata Tuhan, apalagi sejumlah besar nyawa yang ada di dalam kota Niniwe itu. Namun ada hal lain yang ingin Tuhan ajarkan pada Yunus. Kalimat yang mengatakan bahwa orang Niniwe tidak tahu antara tangan kanan dan tangan kiri menjadi bukti penting karena dibaliknya mengandung arti bahwa mereka kurang pengetahuan. Kurang-nya pengetahuan ini yang mungkin menyebabkan mereka membuat keputusan yang jahat. Itulah sebabnya ketika Yunus memberitahu Firman Tuhan tentang penghukuman Niniwe di pasal 3, mereka kemudian bertobat. Setelah semuanya itu tidak ada lagi tanggapan ataupun bantahan dari Yunus. Dan memang sdr, tidak ada seorang pun yang bisa berbantah-bantahan tentang kasih karunia Tuhan, kebaikan Tuhan, tidak seorang pun yang bisa protes akan keputusan Anugerah yang Tuhan mau berikan kepada siapa saja yang mau ia beri. KarenaIa adalah Tuhan yang penuh dengan kasih karunia. Aplikasi Penggalian terhadap kisah Yunus ini membawa kita bercermin tentang diri kita di hadapan Tuhan. Dari dalamnya kita melihat tentang sosok diri yang sombong dan angkuh, yang “manja”- mengambek demi kenyamanan diri sendiri, yang tegar tengkuk, bebal tak jua mengerti didikan yang sudah bagitu banyak diberikan melalui pengalaman pribadi yang berlimpah – diri yang tidak tahu bersyukur atas pertolongan yang begitu nyata-nyatanya sudah dialami oleh diri sendiri, diri yang berontak terhadap Tuhan-tidak mau diatur hidupnya oleh campur tangan Tuhan, tapi sebenarnya juga tidak sanggup hidup tanpa campur tangan Tuhan, diri yang miskin hati, tak mampu memberikan kesempat bagi orang lain untuk bertobat. Tuhan ingin kita berubah dan terus bertumbuh. Jika pada hari ini ada teguran yang Tuhan berikan melalui alur dan penggalian kisah Yunus ini, dengarkanlah Dia dan patuhlah pada kehendaknya. Hendaklah hati dan tingkah hidup nyata kita sepadan/selaras dengan kehendakNya. Anda merasa diberkati oleh tulisan ini? Silakan share link ini. Anda ingin memberkati pelayanan penulis dapat menyalurkannya ke BCA 1510341950 an Heren Penulis telah melakukan berbagai pelayanan secara mamdiri sejak 2011 , antara lain di bidang literatur, edukasi Bible via lagu, dan pengajaran. Salah satunya berfokus pada pelayanan khusus di bidang kekudusan seksual remaja yang telah memperlengkapi lebih dari 1500 guru, hamba Tuhan, dan pemerhati remaja di berbagai daerah di Indonesia untuk menolong remaja di komunitas mereka melindungi diri dari seks bebas. Tak terhitung jumlah anak muda yang juga telah dilayani. Renungan Remaja Yunus 4 1-11 God’s Sense of Humor Renungan Remaja Yunus 4 1-11 God’s Sense of Humor. Guys, pernah gak kamu berpikir kalo Tuhan ternyata punya selera humor yang tinggi? Kalo kita baca kisah Yunus, kita akan tahu betapa tingginya selera humor Tuhan saat menghadapi kebandelan Yunus. Setelah Yunus melarikan diri dari tugasnya untuk memperingatkan orang-orang Niniwe akan datangnya hukuman Tuhan, bukannya ngasih hukuman berat, Tuhan malah kasih voucher gratis menginap selama tiga hari tiga malam di dalam perut seekor ikan besar. Berikutnya, pas Yunus udah telanjur kasih peringatan ke orang Niniwe kalo Tuhan akan memberikan hukuman atas kejahatan mereka, Tuhan malah membatalkan hukumannya. Yunus pun merasa kecewa dengan keputusan Tuhan. Yunus protes dan marah kepada Tuhan. Untuk meredakan kemarahan Yunus, Tuhan menumbuhkan pohon jarak yang menaungi Yunus dari panas matahari. Tapi begitu Yunus bersukacita karena pohon itu, Tuhan malah membiarkan pohon jarak itu mati dimakan ulat. Tuhan mengajar Yunus bahwa kasih-Nya kepada orang Niniwe lebih besar ketimbang keinginan-Nya untuk menghukum mereka. Kalo anak zaman now bilang, dalam kisah itu Yunus bener-bener dikerjain sama Tuhan. God’s Sense of Humor Dari kisah Yunus tadi kita bisa belajar kalo ada masa di mana Tuhan memakai cara-cara unik untuk menegur anak-anak bandel yang melanggar kehendak-Nya. Kadang kita harus melihat peristiwa nggak mengenakkan yang kita alami sebagai selera humor Tuhan untuk mendidik kita. Mungkin saat kita berdoa minta kesabaran, Tuhan malah membiarkan kita berhadapan dengan orang yang bikin emosi kita terpancing. Mungkin saat kita berdoa agar bisa hidup jujur, Tuhan malah mengizinkan kita berada dalam situasi yang menggoda kita untuk melakukan kebohongan. Karena Tuhan sangat kreatif dalam menyatakan kasih-Nya kepada umat-Nya, cara-cara yang sama sekali di luar dugaan kita pun bisa dipakai-Nya untuk menjawab permohonan kita. Hari ini, kalo kita bangun dengan pikiran kusut dan merasa Tuhan udah mengecewakan kita, berarti kita udah melakukan kekeliruan seperti Yunus. Kita perlu ingat kalo Tuhan terkadang menunjukkan rasa humor-Nya ketika kita tengah berada dalam kesulitan, sekalipun untuk sesaat kita mungkin merasa itu nggak lucu. So, siapkah kamu tertawa di tengah kesulitan yang kamu hadapi? Renungan Remaja Yunus 4 1-11 God’s Sense of Humor

yunus 4 1 11