Sistemkami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS kurang percaya terhadap kejujuran seseorang . Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu. Denganmenjawab seperti ini, setidaknya HRD bisa tahu bahwa akan ada peningkatan terhadap bahasa asing kamu di kemudian hari. 3. Kurang Percaya Diri Kamu bisa mengatakan bahwa kamu adalah seseorang yang kurang percaya diri. Contoh sifat kurang percaya diri seperti kamu lebih suka mengikuti pendapat orang banyak padahal aslinya kamu tidak setuju. Takutgelap atau juga disebut dengan nyctophobia tidak selamanya menunjukkan hal yang buruk, lho. Dilansir dari Medical Daily, orang-orang yang mengalami ketakutan berlebihan terhadap kegelapan menunjukkan kepribadian yang imajinatif. Ketika keadaan gelap gulita, secara otomatis mereka akan berimajinasi tentang sesuatu hal yang menakutkan. seseorangmemandang keinginan, kebutuhan, dan hak - haknya sama dengan keinginan, kebutuhan, dan hak-hak orang lain (Lloyd dalam Syarani, 1991). Orang yang asertif akan memberikan respon yang lebih bersifat terbuka, jujur, penuh penghargaan serta pertimbangan terhadap orang lain (Agustin Sikapini anak kurang menanamkan sikap yang jujur kepada . 5 orang tua. Maka dari itu perlu adanya pendidikan karakter disiplin dan kejujuran Generasi muda yang memiliki pengetahuan dan wawasan akan membentuk kepribadian yang baik, sehingga memerlukan karakter. Seseorang kurang menanamkan karakter akan mudah melakukan hal-hal yang negatif ØYudistira : Sifatnya yang paling menonjol adalah adil, sabar, jujur, taat terhadap ajaran agama, penuh percaya diri, dan berani berspekulasi. Ø Bima :Sifatnya selalu kasar dan menakutkan bagi musuh, walaupun sebenarnya hatinya lembut. Seorangguru harus mampu memotivasi anak didiknya bahwa dirinya harus bisa dan berhasil dalam melakukan tugas dan menanamkan rasa positif dan percaya diri akan kemampuan yang dimilikinya. Ada tiga karakter keyakinan akan kemampuan diri menurut bandura, pertama tergantung pada besarnya tindakan rasa percaya diri terhadap kemampuan diri, kedua v3Ni. Kepercayaan konsumen atau customer trust adalah keyakinan, kepercayaan dan pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen tentang suatu objek atau produk terkait berbagai atribut dan manfaatnya. Atribut adalah karakteristik atau fitur yang mungkin dimiliki atau tidak dimiliki oleh oleh objek. Sedangkan manfaat adalah hasil positif yang diberikan kepada merupakan pemikiran deskriptif yang dianut seseorang tentang suatu hal. Kepercayaan muncul dari persepsi yang berulang, dan adanya pembelajaran dan pengalaman. Kepercayaan merupakan variabel kunci dalam pengembangan keinginan yang kuat untuk mempertahankan sebuah hubungan jangka panjang. Untuk dapat mempertahankan loyalitas pelanggan perusahaan tidak hanya mengandalkan pada kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan, tetapi lebih dari itu bahwa kepercayaan merupakan perantara kunci dalam membangun keberhasilan pertukaran hubungan untuk membangun loyalitas pelanggan yang definisi dan pengertian customer trust atau kepercayaan konsumen dari beberapa sumber buku Menurut Sumarwan 2011, kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen menyangkut kepercayaan suatu produk memiliki berbagai atribut, dan manfaat dari berbagai atribut tersebut. Menurut Mowen dan Minor 2012, kepercayaan konsumen adalah semua pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat konsumen tentang objek, atribut dan manfaatnya. Objek dapat berupa produk, orang, perusahaan dan segala sesuatu dimana seseorang memiliki kepercayaan dan Priansa 2017, kepercayaan adalah wilayah psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lain. Menurut Maharani 2010, kepercayaan adalah keyakinan satu pihak pada reliabilitas, durabilitas, dan integritas pihak lain dalam relationship dan keyakinan bahwa tindakannya merupakan kepentingan yang paling baik dan akan menghasilkan hasil positif bagi pihak yang dipercaya. Menurut Jasfar 2009, kepercayaan adalah perekat yang memungkinkan perusahaan untuk mempercayai orang lain dalam mengorganisir dan menggunakan sumber daya secara efektif dalam menciptakan nilai Kepercayaan Konsumen Kepercayaan dibangun antara pihak-pihak yang belum saling mengenal baik dalam interaksi maupun proses transaksi. Kepercayaan merupakan suatu fondasi bisnis. Suatu transaksi bisnis antara dua pihak atau lebih akan terjadi apabila masing-masing saling mempercayai. Kepercayaan ini tidak begitu saja dapat diakui oleh pihak lain, melainkan harus dibangun mulai dari awal berjalannya bisnis dan dapat McKnight 2002, aspek-aspek atau karakteristik kepercayaan konsumen adalah sebagai berikuta. Trusting belief Trusting belief adalah sejauh mana seseorang percaya dan merasa yakin terhadap orang lain dalam suatu situasi. Terdapat tiga elemen yang membangun trusting belief yaitu Benevolence niat baik, yaitu kesediaan penjual untuk melayani kepentingan konsumen. Integrity integritas, yaitu seberapa besar keyakinan seseorang terhadap kejujuran penjual untuk menjaga dan memenuhi kesepakatan yang telah dibuat pada Kompetensi, yaitu kemampuan penjual untuk memenuhi kebutuhan Trusting Intention Trusting Intention adalah suatu hal yang disengaja dimana seseorang siap bergantung pada orang lain dalam suatu situasi. Ada dua elemen yang membangun Trusting intention yaitu Willingness to Depend, adalah kesediaan konsumen untuk bergantung pada penjual berupa penerimaan risiko atau konsekuensi negatif yang mungkin terjadi. Subjective Probability of Depending, adalah kesediaan konsumen secara subjektif berupa pemberian informasi pribadi kepada penjual, melakukan transaksi serta bersedia untuk mengikuti saran atau permintaan dari Kepercayaan Konsumen Konsumen memiliki kepercayaan terhadap atribut suatu produk yang mana atribut tersebut merupakan image yang melekat dalam produk tersebut. Menurut Mowen dan Minor 2012, kepercayaan konsumen terdiri dari beberapa jenis, yaitu sebagai berikuta. Kepercayaan atribut produk Pengetahuan tentang sebuah objek memiliki sebuah atribut khusus yang disebut kepercayaan atribut objek. Kepercayaan atribut-objek menghubungkan sebuah atribut dengan objek, seperti seseorang, barang atau jasa. Melalui kepercayaan atribut objek, konsumen menyatakan apa yang diketahui tentang sesuatu dalam hal variasi Kepercayaan manfaat atribut Seseorang mencari produk dan jasa yang akan menyelesaikan masalah-masalah dan memenuhi kebutuhannya dengan kata lain memiliki atribut yang akan memberikan manfaat yang dapat dikenal. Hubungan antara atribut dan manfaat ini menggambarkan jenis kepercayaan kedua. Kepercayaan atribut manfaat merupakan persepsi konsumen tentang seberapa jauh sebuah atribut tertentu menghasilkan, atau memberikanž manfaat Kepercayaan manfaat objek Jenis kepercayaan ketiga dibentuk dengan menghubungkan objek dan manfaatnya. Kepercayaan manfaat objek merupakan persepsi konsumen tentang seberapa jauh produk, orang atau jasa tertentu yang akan memberikan manfaat menurut Ferrinadewi 2005, kepercayaan konsumen terhadap suatu merek atau brand terdiri dari dua jenis, yaitua. Brand Reliability Kepercayaan yang bersumber dari keyakinan konsumen bahwa produk tersebut mampu memenuhi nilai yang dijanjikan. Dengan kata lain, konsumen yakin bahwa merek yang bersangkutan mampu memenuhi dan memberikan kepuasan bagi Brand Intention Kepercayaan yang didasarkan pada keyakinan konsumen bahwa brand tersebut mampu mempertahankan kepentingan konsumen ketika masalah dalam konsumsi produk muncul secara tidak Kepercayaan Konsumen Menurut Maharani 2010, terdapat beberapa indikator kepercayaan konsumen pada suatu produk, jasa atau brand tertentu, yaitu Keandalan. Keandalan merupakan konsisten dari serangkaian pengukuran. Keandalan dimaksudkan untuk mengukur kekonsistenan perusahaan dalam melakukan usahanya dari dulu sampai Bagaimana perusahaan/pemasar menawarkan produk barang atau jasa yang sesuai dengan informasi yang diberikan perusahaan/pemasar kepada konsumennya. Kepedulian. Perusahaan/pemasar yang selalu melayani dengan baik konsumennya, selalu menerima keluhan-keluhan yang dikeluhkan konsumennya serta selalu menjadikan konsumen sebagai prioritas. Kredibilitas. Kualitas atau kekuatan yang ada pada perusahaan/pemasar untuk meningkatkan kepercayaan Meningkatkan Kepercayaan Konsumen Menurut Priansa 2017, terdapat beberapa hal yang perlu dibangun sebagai dasar atau strategi untuk meningkatkan kepercayaan konsumen, antara lain yaitu sebagai berikut Menjaga Hubungan. Konsumen yang percaya akan senantiasa menjaga hubungan yang baik antara dirinya dengan perusahaan karena ia menyadari bahwa hubungan yang baik akan memberikan dampak yang menguntungkan bagi dirinya. Menerima Pengaruh. Konsumen yang memiliki kepercayaan yang tinggi akan mudah dipengaruhi sehingga biaya perusahaan/pemasaran untuk program pemasaran menjadi semakin dalam Komunikasi. Konsumen yang memiliki kepercayaan tinggi terhadap perusahaan akan memberikan informasi yang konstruktif bagi perusahaan sehingga arus informasi menjadi tidak tersendat. Mengurangi Pengawasan. Konsumen yang percaya biasanya jarang mengkritik sehingga ia mengurangi fungsi pengawasannya terhadap perusahaan/pemasar. Kesabaran. Konsumen yang percaya akan memiliki kesabaran yang berlebih dibandingkan dengan konsumen biasa. Memberikan Pembelaan. Konsumen yang percaya akan memberikan pembelaan kepada perusahaan/pemasar ketika produk yang dikonsumsinya dikritik oleh kompetitor atau pengguna lainnya. Memberi Informasi yang Positif. Konsumen yang percaya akan selalu memberikan informasi yang positif dan membangun bagi perusahaan. Menerima Risiko. Konsumen yang percaya akan menerima risiko apapun ketika ia memutuskan untuk menggunakan produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Kenyamanan. Konsumen yang percaya akan melakukan pembelian secara berulang-ulang karena ia percaya bahwa perusahaan/pemasar memberikannya kenyamanan untuk mengonsumsi produk dalam jangka pendek maupun panjang. Kepuasan. Konsumen yang percaya akan mudah untuk diberikan kepuasan dibanding konsumen yang tidak yang Mempengaruhi Kepercayaan Konsumen Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepercayaan konsumen terhadap suatu produk, jasa maupun perusahaan, yaitu Pengalaman. Pengalaman adalah relevan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan, mengenai bisnis dan prestasi perusahaan dalam bidang perekonomian dan lain sebagainya. Pengalaman yang banyak dan menarik dalam bisnis, akan membuat perusahaan lebih memahami keinginan dan kebutuhan pelanggan. Kualitas Kerja. Kualitas kerja adalah proses dan hasil kerja perusahaan yang dapat dinilai oleh sebagai pelanggan atau masyarakat. Kualitas kerja yang tidak terbatas akan menghasilkan kepercayaan yang berkualitas. Kecerdasan. Kemampuan perusahaan dalam mengelola masalah yang terjadi dalam perusahaan. Kecerdasan juga dapat membangun kepercayaan, karena kredibilitas yang tinggi tanpa didasari oleh kecerdasan dalam menarik pelanggan tidak mampu meningkatkan kepercayaan PustakaSumarwan, Ujang. 2011. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Bogor Ghalia John C dan Minor, Micheal. 2012. Perilaku Konsumen. Jakarta Donni Juni. 2017. Komunikasi Pemasaran Terpadu. Bandung Pustaka Astri Dhiah. 2010. Analisis Pengaruh Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Nasabah Tabungan Bank Mega Semarang. Semarang Universitas Farida. 2009. Manajemen Jasa Pendekatan Terpadu. Jakarta Ghalia D. Harrison, dkk. 2002. Developing and Validating Trust Measures for e-Commerce An Integrative Typology. Information Systems Research Journal. Ferrinadewi. 2005. Pengaruh Tipe Keterlibatan Konsumen Terhadap Kepercayaan Merek dan Dampaknya pada Keputusan Pembelian. Jurnal Ekonomi, Cet article fait partie des archives en ligne du HuffPost QuĂ©bec, qui a fermĂ© ses portes en 2021. Faire des blagues dĂ©placĂ©es dans une rencontre formelle. Parler de son embonpoint Ă  quelqu'un pour qui c'est un sujet sensible. Plonger son doigt dans un gĂąteau d'anniversaire avant qu'il ne soit coupĂ©. Prendre un selfie du bord d'une falaise pour Ă©pater ses copains. On a tous fait des erreurs de jugement, des comportements sociaux inappropriĂ©s faux-pas, incivilitĂ©s, gaffes, colĂšres ou des comportements impulsifs dĂ©penses, prises de risque, consommation, paris. Ces comportements sont des petites dĂ©faillances de l'intelligence Ă©motionnelle, des pertes d'inhibitions sociales ou affectives. Ils peuvent bien sĂ»r nuire Ă  leur auteur en dĂ©montrant une perte de contrĂŽle passagĂšre, mais le plus souvent ils affectent aussi les autres. Les comportements dĂ©sinhibĂ©s sont souvent des Ă©carts par rapport Ă  une norme sociale. Certains concernent le respect des autres comme les incivilitĂ©s, l'excĂšs de franchise ou le manque de tact Tu as pris du poids?. D'autres concernent la bonne conduite gĂ©nĂ©rale comme la provocation, la fronde Uriner dans l'allĂ©e d'un avion ou l'impulsion colĂ©rique T'as vu ce connard! Parfois, les Ă©carts sont en rapport avec une norme individuelle ou rationnelle comme les gens qui, sur un coup de tĂȘte, prennent des risques majeurs qu'ils n'auraient jamais pris avant finances, santĂ©, sĂ©curitĂ©, font des excĂšs qu'ils regrettent consommation, drogues, plaisirs ou prennent des dĂ©cisions trop hĂątives qui manquent de dĂ©libĂ©ration ou de erreurs de jugement sont des dĂ©faillances du contrĂŽle Ă©motionnel. Les freins sociaux, les normes, les repĂšres Ă©thiques et les valeurs sont associĂ©s Ă  des petits signaux Ă©motifs des microĂ©motions qui nous font anticiper les consĂ©quences possibles de nos actes comme l'approbation ou la rĂ©probation de notre entourage, l'atteinte Ă  notre amour-propre ou Ă  celui des autres ou les impacts sur notre compte en banque. Ces microĂ©motions sont des intuitions qui nous servent de gouvernail personnel, social ou moral. Des guides sur les coĂ»ts et bĂ©nĂ©fices potentiels d'une action. Si on est peu sensible Ă  ces petites intuitions, elles ne peuvent plus nous retenir ni nous orienter adĂ©quatement. Si le signal Ă©motif de l'empathie fait dĂ©faut, on peut oublier qu'une parole pourrait ĂȘtre blessante avant de la dire. Si on ne ressent pas le regret aprĂšs une dĂ©cision impulsive on a plus de chances de rĂ©pĂ©ter une erreur. Risquer sa santĂ©, sa fortune ou sa rĂ©putation? OĂč est le problĂšme? Ce n'est pas que les gaffeurs ne comprennent pas les enjeux mĂȘme si parfois c'est le cas mais plutĂŽt qu'ils ne les ressentent pas ou qu'ils n'en tiennent pas compte dans le feu de l'action. Si en plus, ces petites intuitions sont submergĂ©es par des Ă©motions plus fortes comme l'envie de se venger, de reprendre du pouvoir ou d'ĂȘtre reconnu, il sera plus difficile de rĂ©sister aux impulsions comme dire une bĂȘtise pour provoquer ou une mĂ©chancetĂ© pour montrer son sens de la rĂ©partie. Plusieurs circonstances peuvent favoriser le manque de jugement. On dit souvent que le jugement et les inhibitions sont solubles dans l'alcool. On parle trop fort, on en dit trop, on en fait trop. L'euphorie peut aussi favoriser ces comportements, car les inhibitions c'est bon mais c'est fatigant et ce n'est pas drĂŽle. Cependant, certaines personnes n'ont pas besoin d'alcool ou d'euphorie. Certains ont des envies irrĂ©sistibles de dire ou faire tout ce qui leur passe par la tĂȘte sans filtre. Comme un enfant surexcitĂ© qui n'a plus de freins, certains adultes peuvent provoquer ou se donner en spectacle parce que ça fait du bien ou ça fait de l'effet, mais surtout parce qu'ils n'ont pas le choix, ils n'ont pas de freins assez forts ou assez rapides pour se retenir. On voit plus souvent ces comportements dĂ©sinhibĂ©s chez les personnes qui ont des traits impulsifs ou provocateurs, mais aussi dans les troubles psychologiques comme l'anxiĂ©tĂ© ou la dĂ©pression. Chez les personnes ayant des traits antisociaux, le manque de jugement moral peut causer des dommages importants quand elles trichent, mentent, volent, agressent ou dĂ©truisent. On voit aussi des comportements dĂ©sinhibĂ©s chez les personnes qui ont subi des dommages au cerveau maladie d'Alzheimer, dĂ©mence frontotemporale, traumatisme cĂ©rĂ©bral.... Tels Dr. Jekyll et Mr. Hyde, certaines personnes peuvent changer complĂštement de personnalitĂ© et passer de personnes courtoises et attentionnĂ©es Ă  des ĂȘtres insupportables en quelques minutes. Les erreurs de jugement sont aussi favorisĂ©es par notre environnement social. Si leur entourage banalise les jugements personnels sur les rĂ©seaux sociaux 'parce que c'est juste pour rire', certaines personnes peuvent franchir la frontiĂšre entre la blague et l'intimidation. Quand on valorise Ă  l'extrĂȘme la sĂ©duction et les liens personnels dans la compĂ©tition pour les contrats d'affaires, certains peuvent glisser vers des erreurs de jugement moral, dont la fraude et les pots de vin. Parfois, avec la pression sociale, la ligne entre le bien et mal devient floue, le manque de respect peut ĂȘtre tolĂ©rĂ© et le mal peut devenir banal. Finalement, on n'est pas si diffĂ©rent des impulsifs et des gaffeurs sociaux. Notre civisme et notre personnalitĂ© ne tiennent qu'Ă  un fil. Le rĂ©aliser peut nous aider Ă  tolĂ©rer et pardonner un peu plus les Ă©carts de conduite des autres. Le ridicule ne tue pas et les gaffes nous rendent plus humains. On peut aussi prendre conscience de l'importance d'ĂȘtre vigilants sur le respect et le civisme. On peut entrainer nos enfants et nos proches Ă  tourner leur langue 7 fois avant de dire ou de faire quelque chose qui a un impact nĂ©gatif. Imaginez une sociĂ©tĂ© dans laquelle une forte proportion des personnes influentes chefs d'entreprise, politiciens, journalistes... ont des manques de jugement frĂ©quents et importants. On a tous intĂ©rĂȘt Ă  tempĂ©rer nos excĂšs en se rappelant rĂ©guliĂšrement les bienfaits du contrat implicite qui nous lie les uns aux autres et du mieux vivre ensemble».VOIR AUSSI SUR LE HUFFPOSTNos 12 impolitesses quotidiennesYou May Like Cet article fait partie des archives en ligne du HuffPost Canada, qui ont fermĂ© en 2021. Si vous avez des questions ou des prĂ©occupations, veuillez consulter notre FAQ ou contacter support Kejujuran Adalah Asas Keselamatan Akan seperti apa jadinya masyarakat jika setiap orang bersikap jujur secara sempurna? Pasal-Pasal Kepercayaan ke-13 menyatakan, “Kami percaya bahwa kami harus jujur.” Kitab Mormon memberi tahu kita tentang sekelompok orang yang “dibedakan karena kegiatan mereka terhadap Allah dan juga terhadap manusia, karena mereka sangat jujur dan benar dalam segala hal dan iman mereka teguh kepada Kristus, bahkan sampai akhir” Alma 2727. Karena kejujuran mereka, orang-orang ini diperhatikan oleh sesama mereka dan oleh Allah. Adalah penting untuk belajar apa kejujuran itu, bagaimana kita tergoda untuk menjadi tidak jujur, dan bagaimana kita dapat mengatasi godaan ini. Kejujuran mutlak adalah penting bagi keselamatan kita. Presiden Brigham Young berkata “Jika kita menerima keselamatan menurut syarat yang ditawarkan kepada kita, kita harus jujur dalam setiap pikiran, dalam renungan kita, dalam pertimbangan kita, dalam lingkungan pergaulan kita, dalam urusan kita, dalam pernyataan kita, dan dalam setiap tindakan kehidupan kita” Ajaran-Ajaran Presiden Gereja Brigham Young [1997], 340. Allah jujur dan adil dalam segala hal lihat Alma 720. Kita juga harus jujur dalam segala hal untuk menjadi seperti Dia. Saudara laki-laki Yared bersaksi, “Ya Tuhan, aku tahu bahwa Engkau 
 adalah Allah kebenaran, dan tidak dapat berdusta” Eter 312. Sebaliknya, iblis adalah pendusta. Bahkan, dia adalah bapa kedustaan lihat 2 Nefi 99. “Mereka yang memilih untuk menipu dan berdusta serta memperdaya dan berbohong menjadi budaknya” Mark E. Petersen, dalam Conference Report, Oktober 1971, 65; atau Ensign, Desember 1971, 73. Orang yang jujur mengasihi kebenaran dan keadilan. Mereka jujur dalam perkataan dan tindakan mereka. Mereka tidak berdusta, mencuri, ataupun menipu. Berdusta Adalah Tidak Jujur Berdusta adalah dengan sengaja menipu orang lain. Bersaksi dusta adalah satu bentuk kedustaan. Tuhan memberikan perintah ini kepada anak-anak Israel “Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu” Keluaran 2016. Yesus juga mengajarkan ini ketika Dia berada di bumi lihat Matius 1918. Ada banyak bentuk kedustaan lainnya. Ketika kita membicarakan ketidakbenaran, kita bersalah atas kedustaan. Kita juga dapat secara sengaja menipu orang lain dengan suatu gerakan atau pandangan, dengan berdiam diri, atau dengan hanya mengatakan sebagian saja dari kebenaran. Kapan pun kita menuntun orang-orang dengan cara apa pun untuk memercayai sesuatu yang tidak benar, kita tidak jujur. Tuhan tidak senang dengan ketidakjujuran semacam itu, dan kita harus bertanggung jawab atas kedustaan kita. Setan akan membuat kita percaya bahwa tidaklah apa-apa untuk berdusta. Dia mengatakan, “Ya, berdustalah sedikit, 
 tiada salahnya melakukan ini” 2 Nefi 288. Setan mendorong kita untuk membenarkan dusta kita kepada diri kita sendiri. Orang yang jujur akan mengenali godaan Setan dan akan mengatakan kebenaran seutuhnya, bahkan seandainya itu tampak tidak menguntungkan mereka. Mencuri Adalah Tidak Jujur Yesus mengajarkan, “Jangan mencuri” Matius 1918. Mencuri adalah mengambil sesuatu yang bukan milik kita. Ketika kita mengambil apa yang menjadi milik orang lain atau milik toko atau masyarakat tanpa izin, kita mencuri. Mengambil barang dagangan atau persediaan dari majikan adalah mencuri. Menyalin musik, film, gambar, atau teks tertulis tanpa izin dari pemilik hak cipta adalah tidak jujur dan merupakan bentuk pencurian. Menerima lebih banyak uang kembalian atau barang daripada yang seharusnya adalah tidak jujur. Mengambil lebih banyak apa pun daripada bagian kita adalah mencuri. Menipu Adalah Tidak Jujur Kita menipu sewaktu kita memberikan kurang daripada utang kita, atau sewaktu kita menerima sesuatu yang tidak sepatutnya kita peroleh. Sejumlah pegawai menipu majikan mereka dengan bekerja secara tidak penuh waktu; namun mereka menerima gaji penuh. Sejumlah majikan tidak adil kepada pegawainya; mereka membayar mereka kurang dari yang seharusnya mereka peroleh. Setan berkata, “Ambillah kesempatan dari seseorang karena perkataannya, galilah lubang bagi sesamamu” 2 Nefi 288. Mengambil keuntungan yang tidak adil merupakan bentuk ketidakjujuran. Menyediakan jasa atau dagangan yang kurang mutunya adalah menipu. Kita Seharusnya Tidak Berdalih atas Ketidakjujuran Kita Apa yang terjadi terhadap kita secara rohani ketika kita berdalih atas ketidakjujuran kita? Orang menggunakan banyak dalih untuk menjadi tidak jujur. Orang berdusta untuk melindungi diri mereka dan agar orang lain berpikiran baik terhadap mereka. Beberapa orang berdalih terhadap diri mereka untuk mencuri, mengira mereka pantas menerima apa yang mereka ambil, berniat untuk mengembalikannya, atau lebih membutuhkannya daripada si pemilik barang tersebut. Beberapa orang menipu untuk mendapatkan nilai yang lebih baik di sekolah atau karena “setiap orang melakukannya” atau untuk membalas. Dalih-dalih ini dan banyak lagi lainnya dikemukakan sebagai alasan untuk ketidakjujuran. Bagi Tuhan, tidak ada alasan yang dapat diterima. Ketika kita berdalih terhadap diri kita, kita menipu diri sendiri dan Roh Allah berhenti bersama kita. Kita menjadi semakin tidak saleh. Kita Dapat Menjadi Jujur Sepenuhnya Apa artinya menjadi jujur sepenuhnya? Untuk menjadi jujur sepenuhnya, kita harus menelaah kehidupan kita secara cermat. Jika ada cara-cara yang melaluinya kita bahkan sedikit saja menjadi tidak jujur, kita hendaknya segera bertobat darinya. Ketika kita menjadi jujur sepenuhnya, kita tidak dapat menjadi cemar. Kita akan benar dalam setiap kepercayaan, tugas, kesepakatan, atau perjanjian, bahkan jika itu berarti harus kita bayar dengan uang, teman atau kehidupan kita. Dengan begitu kita dapat menghadapi Tuhan, diri sendiri, dan orang lain tanpa rasa malu. Presiden Joseph F. Smith menasihati, “Biarlah kehidupan setiap orang menjadi sedemikian rupa sehingga wataknya akan dapat menanggung pemeriksaan yang paling teliti, dan agar itu boleh dilihat ibarat sebuah kitab yang terbuka, sehingga kita tidak memiliki apa pun yang akan membuat kita ciut hati atau malu” Gospel Doctrine, edisi ke-5 [1939], 252. Dalam cara-cara apa kejujuran atau ketidakjujuran kita memengaruhi bagaimana perasaan kita mengenai diri kita sendiri? Tulisan Suci Tambahan A&P 5017 berbicara hanya dengan roh kebenaran A&P 76103–6 tempat tujuan para pendusta A&P 4227 perintah untuk tidak membicarakan yang buruk tentang sesama Keluaran 2015–16 perintah untuk tidak mencuri dan tidak bersaksi dusta A&P 4220, 84–85; 596 dilarang untuk mencuri A&P 32 Allah jujur A&P 1025–28 Setan menipu

kurang percaya terhadap kejujuran seseorang